Teori Relativitas Waktu Dalam Perspektif Islam dan Alquran - Revesery -->

Teori Relativitas Waktu Dalam Perspektif Islam dan Alquran

Teori Relativitas Waktu Dalam Perspektif Islam dan Alquran - Kebanyakan orang mengetahui bahwa Einstein telah membuktikan bahwa waktu adalah relatif, tidak mutlak sebagaimana dikatakan Newton. Dengan teknologi yang tepat, seperti pesawat ruang angkasa yang sangat cepat, seseorang dapat mengalami beberapa hari sementara orang lain secara bersamaan mengalami hanya beberapa jam atau menit. Dua orang yang sama bisa bertemu lagi, dengan yang satu memiliki berpengalaman berhari-hari atau bahkan bertahun-tahun sementara yang lain hanya mengalami beberapa menit.

Orang yang berada di pesawat ruang angkasa hanya perlu melakukan perjalanan mendekati kecepatan cahaya. Semakin cepat mereka bepergian, semakin lambat waktu mereka relatif terhadap seseorang yang diam di Bumi. Jika mereka dapat melakukan perjalanan pada kecepatan cahaya, waktu mereka akan berhenti sepenuhnya dan mereka akan terjebak dalam keabadian.

Teori ini dapat membuktikan bahwa Isra’ Mi’raj barangkali memang benar adanya, yang dalam hal ini dilakukan secara nyata, bukan dengan kegaiban. Diceritakan bahwa Muhammad melakukan perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa yang diteruskan menuju Sidratul Muntaha dalam waktu semalam saja.

Teori Relativitas Waktu Dalam Perspektif Islam dan Alquran

Sedangkan dalam keadaan normal, perjalanan dari Masjidil Haram menuju Al-Aqsa saja membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan unta. Disinilah peran buraq, si kendaraan yang katanya berkecepatan seperti kilat mengalami relativitas, dunia biasa mengalami pelambatan dan Muhammad melakukan perjalanan dalam tempo yang biasa saja, tetapi nampak seperti hanya semalam dengan kecepatan luar biasa. Seperti Ying dalam serial kartun Boboiboy yang bisa mengambil es kutub dalam waktu beberapa detik saja.

Teori ini juga berlaku bagi alam kubur. Yes, that universe, duh. Ada sebuah pertanyaan dari guru Akidah saya, “Apakah Tuhan itu adil?” Kami serempak mengucapkan iya, tetapi kemudian beliau kembali bertanya, “Jika Tuhan itu adil, bagaimana bisa Dia membiarkan manusia yang meninggal pada zaman nabi Adam dan manusia yang meninggal pada akhir zaman berkumpul di Padang Mahsyar pada satu waktu? Bukankah itu tidak adil bagi manusia generasi pertama yang harus menunggu sampai berabad-abad dalam siksa kubur sementara yang meninggal paling akhir hanya sebentar?” Dan kami semua terdiam. haha

Relativitas bekerja dengan sangat baik disini, alam kubur setiap generasi mengalami waktu relatif yang berbeda-beda, seperti proton yang bergerak dalam masing-masing atomnya. Generasi paling akhir mengalami relatif paling lambat, satu hari waktu biasa barangkali seribu tahun di alam sana, sementara generasi awal mengalami relatif yang lebih lambat dari waktu di bumi, semisal seratus tahun di bumi, satu tahun disana. Sehingga, semua manusia mengalami waktu yang sama di alam kubur, tidak ada yang berbeda.

Konsep ini juga sama dengan konsep akhirat, satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia, kata mereka. Apakah relativitas berlangsung? Jelas, wong universe kita ae beda.

Intinya? Tuhan tidak bermain dadu:) Semua hal yang terlihat gaib akan dapat dijelaskan oleh sains, mungkin tidak sekarang, tidak juga besok ataupun lusa. Tetapi, barangkali, nanti saat kita berada di akhirat:’)

Ada pertanyaan? Silahkan komentar

Posting Komentar

Revesery.com

Revesery.com

download file ini untuk mencoba: 

Revesery.com

Revesery.com

 *Join Discord Disini

Jika kalian penasaran, kalian bisa mencoba produk dibawah ini:

 Download ==>>