Pengertian Seismic Gap (Seismik Senyap) dan Kenapa Perlu di Waspadai ?
Pengertian Seismic Gap (Seismik Senyap) dan Kenapa Perlu di Waspadai ? - Indonesia menyimpan potensi bencana yang luar biasa besar. Satu diantaranya adalah gempa. Tentu kita tak pernah lupa Gempa Dahsyat Jogjakarta 2006 yang menelan 5000 nyawa lebih.
Atau masih segar diingatan rakyat Aceh, saat Gempa M9,2 mengguncang kemudian tsunami yang menyapu 166.000 nyawa lebih. pada 2018 juga terdapat beberapa bencana geologis yang cukup mematikan.
Seperti Gempa dan Tsunami Palu, Gempa Lombok, dan Erupsi serta Runtuhnya badan gunung Krakatau yang kemudian menciptakan Tsunami. Kita sebagai makhluk cerdas berusaha memahami dan mengenali potensi bencana itu. Salah satu potensi bencana besar adalah Gempa di Zona Seismic Gap.
Sebenarnya, apa itu Zona Seismic Gap atau Seismik Senyap?
Seismic Gap adalah Zona dimana secara tektonik sangat aktif namun Gempa dengan M > 8 jarang terjadi. Menurut Dosen Departemen Geosains Universitas Indonesia, Pak Rizqy Setyandi, Zona ini diperkirakan memendam potensi gempa besar.
Beliau juga menjelaskan bahwa contoh kerja Seismic Gap yang 'sukses' adalah Zona Subduksi Andaman-Sumatera. Pada 4 Januari 1907, Gempa 7,6 Mw mengguncang Aceh dan menyebabkan Tsunami. Gempa ini menjadi gempa besar terakhir yang terukur di tempat yang sama.
Semenjak saat itu, daerah subduksi lokal di Andaman-Sumatera menjadi senyap dari aktivitas kegempaan walaupun secara tektonik, Lempeng kecil Burma terus menumbuk lempeng Eurasia. Hingga kemudian pada 26 Desember 2004, sebuah gempa bermagnitudo 9,2 - 9,3 Mw mengguncang Andaman-Sumatera dan menggerakkan dasar laut sepanjang 1000 kilometer lebih. Panjang dasar laut yang bergerak ini sama panjangnya dengan Pulau Jawa.
Seismic Gap yang tertidur nyaris 100 tahun akhirnya terbangun kembali, melepas energi yang dipendam, dan kemudian menciptakan tsunami raksasa yang menjangkau hingga Madagaskar. Korban Gempa dan Tsunami Samudera Hindia 2004 mencapai 1/4 juta jiwa.
Hingga saat ini, Gempa dan Tsunami Samudera Hindia merupakan bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.
Kenapa Seismic Gap perlu diwaspadai?
Alasan utamanya adalah karena energi potensial yang ditimbun yang sewaktu-waktu dapat dikeluarkan dalam waktu singkat terlalu besar. Sehingga daya rusaknya ketika dilepaskan dan diukur dalam Skala MMI juga akan sangat besar dan merusak.
Di Indonesia, banyak ditemukan Seismic Gap. Tidak hanya di zona subduksi, tapi di zona patahan/sesar juga ditemui Sesar 'mati' yang kemudian disebut sebagai Seismic Gap.
Contoh Sesar yang saat ini dimasukkan dalam kategori Seismic Gap adalah Sesar Cimandiri hingga Lembang yang diprediksi mempunyai potensi gempa dengan kekuatan M>7 lumayan besar.
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa seismic gap. Tapi yang harus diwaspadai adalah Seismic Gap (SG) atau Zona Senyap Seismik yang berada di Sumatera bagian barat dan Jawa bagian barat. Daerah Senyap Seismik ini merupakan zona paling rawan terhadap gempa M>8.
Terkhusus Seismic Gap di Barat sumatera, memiliki potensi gempa yang jauh lebih besar dari barat Jawa. Hal ini dikarenakan karakteristik arah penunjaman lempeng Eurasia terhadap lempeng Indo-Australia yang menyebabkan Magnitudo gempa di Sumatera cenderung lebih besar dari pulau Jawa.
Namun, Zona senyap seismik Jawa bagian barat akan lebih mematikan daripada di daerah Sumatera bagian barat.
Hal ini dikarenakan Jawa bagian barat dihuni oleh nyaris 70 juta jiwa. Bencana seperti gempa akan menjadi mimpi buruk di zona ini. Terlebih jawa dikenal sebagai pulau terpadat penduduknya di Dunia.
Kesimpulannya adalah, Zona Senyap Seismik ini mempunyai potensi gempa besar yang sangat tinggi.
Hanya saja, saat ini kita tidak tahu akan seberapa besar dan kapan tepatnya pelepasan energi ini akan terjadi.
Gempa M7,4 yang beberapa bulan lalu terjadi di Barat Jawa bukan pertanda bahwa daerah ini kemudian bebas dari gempa.
Bengkulu pada tahun 2000 diguncang oleh Gempa M7,8 dan hal yang sama terulang 7 tahun kemudian, namun kali ini dengan kekuatan berkali lipat di magnitudo sekitar M8,5. Zona Senyap Seismik tetap menyimpan potensi gempa besar yang sangat tinggi. Oleh karena itu, penting untuk menyadarkan masyarakat soal mitigasi kebencanaan serta cara menghadapi bencana sebelum, saat, dan sesudah bencana terjadi.
Sumber :
Aydan, O. Journal of The School of Marine Science and Technology, Tokai University-Japan. Seismic and Tsunami Hazard Potentials in Indonesia with a special emphasis on Sumatra Island.
Atau masih segar diingatan rakyat Aceh, saat Gempa M9,2 mengguncang kemudian tsunami yang menyapu 166.000 nyawa lebih. pada 2018 juga terdapat beberapa bencana geologis yang cukup mematikan.
Seperti Gempa dan Tsunami Palu, Gempa Lombok, dan Erupsi serta Runtuhnya badan gunung Krakatau yang kemudian menciptakan Tsunami. Kita sebagai makhluk cerdas berusaha memahami dan mengenali potensi bencana itu. Salah satu potensi bencana besar adalah Gempa di Zona Seismic Gap.
Sebenarnya, apa itu Zona Seismic Gap atau Seismik Senyap?
Seismic Gap adalah Zona dimana secara tektonik sangat aktif namun Gempa dengan M > 8 jarang terjadi. Menurut Dosen Departemen Geosains Universitas Indonesia, Pak Rizqy Setyandi, Zona ini diperkirakan memendam potensi gempa besar.
Beliau juga menjelaskan bahwa contoh kerja Seismic Gap yang 'sukses' adalah Zona Subduksi Andaman-Sumatera. Pada 4 Januari 1907, Gempa 7,6 Mw mengguncang Aceh dan menyebabkan Tsunami. Gempa ini menjadi gempa besar terakhir yang terukur di tempat yang sama.
Semenjak saat itu, daerah subduksi lokal di Andaman-Sumatera menjadi senyap dari aktivitas kegempaan walaupun secara tektonik, Lempeng kecil Burma terus menumbuk lempeng Eurasia. Hingga kemudian pada 26 Desember 2004, sebuah gempa bermagnitudo 9,2 - 9,3 Mw mengguncang Andaman-Sumatera dan menggerakkan dasar laut sepanjang 1000 kilometer lebih. Panjang dasar laut yang bergerak ini sama panjangnya dengan Pulau Jawa.
Seismic Gap yang tertidur nyaris 100 tahun akhirnya terbangun kembali, melepas energi yang dipendam, dan kemudian menciptakan tsunami raksasa yang menjangkau hingga Madagaskar. Korban Gempa dan Tsunami Samudera Hindia 2004 mencapai 1/4 juta jiwa.
Hingga saat ini, Gempa dan Tsunami Samudera Hindia merupakan bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.
Kenapa Seismic Gap perlu diwaspadai?
Alasan utamanya adalah karena energi potensial yang ditimbun yang sewaktu-waktu dapat dikeluarkan dalam waktu singkat terlalu besar. Sehingga daya rusaknya ketika dilepaskan dan diukur dalam Skala MMI juga akan sangat besar dan merusak.
Di Indonesia, banyak ditemukan Seismic Gap. Tidak hanya di zona subduksi, tapi di zona patahan/sesar juga ditemui Sesar 'mati' yang kemudian disebut sebagai Seismic Gap.
Contoh Sesar yang saat ini dimasukkan dalam kategori Seismic Gap adalah Sesar Cimandiri hingga Lembang yang diprediksi mempunyai potensi gempa dengan kekuatan M>7 lumayan besar.
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa seismic gap. Tapi yang harus diwaspadai adalah Seismic Gap (SG) atau Zona Senyap Seismik yang berada di Sumatera bagian barat dan Jawa bagian barat. Daerah Senyap Seismik ini merupakan zona paling rawan terhadap gempa M>8.
Terkhusus Seismic Gap di Barat sumatera, memiliki potensi gempa yang jauh lebih besar dari barat Jawa. Hal ini dikarenakan karakteristik arah penunjaman lempeng Eurasia terhadap lempeng Indo-Australia yang menyebabkan Magnitudo gempa di Sumatera cenderung lebih besar dari pulau Jawa.
Namun, Zona senyap seismik Jawa bagian barat akan lebih mematikan daripada di daerah Sumatera bagian barat.
Hal ini dikarenakan Jawa bagian barat dihuni oleh nyaris 70 juta jiwa. Bencana seperti gempa akan menjadi mimpi buruk di zona ini. Terlebih jawa dikenal sebagai pulau terpadat penduduknya di Dunia.
Kesimpulannya adalah, Zona Senyap Seismik ini mempunyai potensi gempa besar yang sangat tinggi.
Hanya saja, saat ini kita tidak tahu akan seberapa besar dan kapan tepatnya pelepasan energi ini akan terjadi.
Gempa M7,4 yang beberapa bulan lalu terjadi di Barat Jawa bukan pertanda bahwa daerah ini kemudian bebas dari gempa.
Bengkulu pada tahun 2000 diguncang oleh Gempa M7,8 dan hal yang sama terulang 7 tahun kemudian, namun kali ini dengan kekuatan berkali lipat di magnitudo sekitar M8,5. Zona Senyap Seismik tetap menyimpan potensi gempa besar yang sangat tinggi. Oleh karena itu, penting untuk menyadarkan masyarakat soal mitigasi kebencanaan serta cara menghadapi bencana sebelum, saat, dan sesudah bencana terjadi.
Sumber :
Aydan, O. Journal of The School of Marine Science and Technology, Tokai University-Japan. Seismic and Tsunami Hazard Potentials in Indonesia with a special emphasis on Sumatra Island.
Posting Komentar