Cara Memilih Saham Untuk Investasi Jangka Panjang
Cara Memilih Saham Untuk Investasi Jangka Panjang - Dikarenakan semakin banyaknya investor saham yang rugi karena mengikuti influencer, mimin mau bahas Cara Memilih Saham Untuk Investasi Jangka Panjang
kalau buat saya sih saham bagus buat disimpan jangka panjang, cari dividen nya. kalau kyk crypto, ya dijual aja pas udah profit. karna masa depan crypto penuh spekulasi. sementara saham, lebih pasti dan jelas gambaran kedepannya, dan bendanya jg jelas
Cara Memilih Saham Untuk Investasi Jangka Panjang
Value Investing dan Harga Wajar Saham
*note: pure for educational purpose
Hari ini, mimin mau bahas bagaimana memilih saham yang tepat untuk dijadikan investasi jangka panjang (lebih dari 1 tahun).
Sebelumnya, mimin asumsikan teman-teman sudah mengerti perbedaan reksadana, obligasi, dan saham. Nah, kita hanya akan membahas saham yang high risk.
Kalau kita melihat pasar saham, ada berbagai harga berbeda yang ditawarkan. Cara untuk mengecek apakah sebuah harga saham itu mahal/murah biasanya dilihat dari 5 hal.
1. PER (PE ratio)
2. PBV (Price to book value)
3. EPS (Earning/share)
4. ROA
5. ROE
Untuk awam, biasanya memakai 2 saja: PER dan PBV
- PER: rasio harga-pendapatan, rumusnya: harga saham per lembar dibagi dengan pendapatan per lembar saham.
- PBV: harga buku/harga wajar sebuah emiten saham, rumusnya: harga saham dibagi BV (total ekuitas dibagi saham beredar)
PER yang baik, biasanya berkisar antara 15-25.
PBV yang baik, berada di bawah angka 1.
Bagaimana melihatnya? Di setiap aplikasi ada, berikut contohnya:
Contoh di atas adalah 2 saham yang sedang ramai digoreng influencer. Kalau kita lihat, PER kedua saham tersebut masih minus, berarti perusahaannya masih rugi.
Kedua saham tersebut juga memiliki PBV di atas 1, bahkan ada yang sampai 140, berarti itu sudah sangat tidak wajar.
Tapi, apakah kedua saham tersebut pasti turun? Jawabannya adalah tidak karena apabila pasar saham sudah emosional, tetap bisa naik.
Lagi-lagi, saham dengan statistik seperti ini harganya tidak wajar dan tidak direkomendasikan.
Tips tambahan: kalian dapat membandingkan PBV sebuah saham dengan saham serupa lainnya. Misalnya PBVnya $BBCA (Bank Central Asia), silakan dibandingkan dengan PBV $BBRI (Bank Rakyat Indonesia) dan lainnya.
Cari PBV yang terendah dari kompetitornya.
Beberapa tips lain:
1. Lihat growth perusahaan per tahun
2. Bandingkan PBV perusahaan saat ini dengan tahun-tahun sebelumnya (cek di website IDX)
3. Lihat direksi dan komisionernya, apakah baik-baik atau banyak tipu-tipu
4. Never trust influencer
Nah, kalau sudah menganalisis dan ketemu saham yang tepat, saatnya untuk memilih waktu yang tepat pula untuk membelinya.
Kita bisa melakukan analisis teknikal sederhana dengan melihat RSI, ini paling mudah untuk awam.
Caranya mudah, kalian hanya perlu melihat chart seperti ini (di setiap aplikasi ada atau bisa ke http://tradingview.com). Lalu klik indikator dan aktifkan RSI (Relative Strength Index).
Nanti akan keluar grafik di bawah. Nah, RSI saham ini menunjukkan angka 56 dan 60, beli?
Jangan, biasakan untuk membeli saham ketika pasar sedang terkoreksi, biasanya RSI sekitar 20-35 adalah waktu yang tepat.
Setiap kali kalian ingin mengakumulasi saham, biasakan untuk membelinya pada saat pasar terkoreksi, jangan saat bullish (semua harga naik).
Kapan kalian bisa menjual saham yang telah dibeli? Ya, ketika harganya sudah sesuai dengan harga buku (PBV). Pelajari hal seperti ini sendiri, banyak informasi lebih lanjut di internet seperti investopedia.
Ciri-Ciri Suatu Saham yang Mudah Rebound
1. Punya fluktuatif harga yang bagus
2. Tidak sideways dalam waktu yang panjang
3. Saham yang punya tren naik dalam jangka panjang Selain itu, menurut kamu apa lagi yang harus diperhatikan untuk menilai saham yang mudah rebound?
Lagi-lagi, jangan termakan bualan influencer.
Seluruh contoh saham di sini untuk edukasi, semoga kita lebih bijak dan berita kerugian bermain saham karena influencer bisa berkurang
Sekian Cara Memilih Saham Untuk Investasi Jangka Panjang
Posting Komentar